Sabtu, 06 Juli 2013

PELAYANAN KEDOKTERAN KELUARGA SEBAGAI STANDAR PELAYANAN PRIMER PADA PENERAPAN JAMINAN SOSIAL MASYARAKAT DI INDONESIA

Azrul Azwar

Key note speech : disampaikan pada Lokakarya Nasional Rancangan Model Pendidikan Kedokteran Keluarga di Fakultas Kedokteran pada tanggal 15 Desember 2004.

 
 
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

 

Para undangan dan

Para peserta lokakarya yang berbahagia,

 

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat yang diberikan , termasuk rahmat hidup sehat sehingga kita dapat berkumpul disini untuk mengikuti Lokakarya Nasional Rancangan Model Pendidikan Kedokteran Keluarga di Fakultas  Kedokteran  yang berlangsung tanggal 15 Desember 2004.

 

Saudara-saudara sekalian,

 

Terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak. Tidak hanya orang perorang atau  keluarga, akan tetapi juga oleh kelompok dan bahkan oleh seluruh anggota masyarakat. Adapun yang dimaksudkan dengan sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang  hidup produktif secara social dan ekonomis ( UU Kesehatan No. 23  Tahun 1992 ). Untuk  mewujudkan keadaaan sehat tersebut banyak upaya yang harus dilaksanakan . Salah satu diantaranya yang penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

 

Sebagai akibat krisis yang berkepanjangan , menyebabkan munculnya masalah kemiskinan yang merupakan masalah multidimensional ( social, ekonomi, fisik, politik atau kelembagaan ). Jumlah penduduk miskin meningkat secara signifikan dari 27,7 juta di tahun 1996 menjadi 55,8 juta pada tahun 1999 atau meningkat sebesar 48 %. Peningkatan yang tajam terjadi di daerah perkotaan sehingga berdampak pada berbagai masalah dan fenomena social.

 

Kualitas hidup penduduk Indonesia yang saat ini  berjumlah hampir 210 juta jiwa orang, masih tertinggal dibandingkan dengan kualitas`penduduk negara-negara ASEAN. Hal ini antara lain dapat dilihat dari masih rendahnya nilai Human Development Index ( HDI ) Indonesia yang diukur dalam 3 ( tiga ) indicator  yaitu umur harapan hidup saat lahir , angka melek huruf penduduk dewasa dan tingkat partisipasi murid sekolah dan GDP riil perkapita. Peringkat Indonesia menurut Human Development Report  2001 berada pada rangking ke 102 dari 162 negara dan jauh lebih rendah dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN  seperti Singapura ( rangking ke 26 ), Brunai ( rangking ke 32 ), Malaysia ( rangking ke 56 ), Thailand ( rangking ke 66 ) dan Filipina ( rangking ke77) .

 

 

 

Saudara-saudara sekalian,

 

Harus diakui, bentuk pelayanan pada sebagian besar penyelenggaraan pelayanan kesehatan saat ini, terutama yang dilakukan oleh fasilitas pemerintah  pada umumnya  masih ditandai dengan terbatasnya kemampuan sumberdaya sehingga bentuk pelayanan ideal yang diharapkan masih belum dapat dicapai.

Sementara itu tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan  yang berkualitas serta tantangan di era globalisasi dimana pelayanan kesehatan harus memenuhi standar internasional (can be audited, accountable, reliable ) mendorong pada kesadaran perlunya peningkatan pelayanan kesehatan  yang bermutu akan tetapi efektif dan efisien.

 

Dalam konteks pembangunan kesehatan , peran penyelenggara upaya kesehatan tingkat pertama (primer) akan semakin penting karena pembangunan kesehatan  harus dapat mendorong makin meningkatnya derajat kesehatan seluruh masyarakat dengan mengutamakan pelayanan promotif  dan preventif yang seimbang dengan pelayanan kuratif dan rehabilitatif (paradigma  sehat) . Peran ini harus dapat dilakukan oleh penyelenggara atau pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer ) dengan sebaik-baiknya.

 

Pentingnya memberi perhatian kepada penyelenggaraan pelayanan kesehatan di tingkat pertama (primer) disamping untuk memenuhi ketersediaan (availability), ketercapaian (accessibility), keterjangkauan (affordability), kesinambungan  (countinuity ) dan  mutu (quality) pelayanan  kesehatan bagi rata-rata masyarakat, juga disebabkan oleh karena data menunjukkan bahwa sesungguhnya   85 % kasus rawat jalan  sebenarnya adalah kasus rawat jalan  tingkat pertama, hanya 15 % sisanyalah yang merupakan kasus rawat jalan tingkat lanjutan dan rawat inap.

 

 

Saudara-saudara sekalian,

 

Pada masa masa mendatang diperkirakan ilmu dan tehnologi kedokteran akan tetap berkembang dengan sangat pesat . Untuk mencegah makin mahalnya biaya kesehatan karena pemakaian pelbagai peralatan kedokteran canggih, yang lazimnya ditemukan pada pelayanan kedokteran tingkat kedua dan ketiga , perlu dikembangkan pelayanan kedokteran tingkat pertama yang tangguh dan andal. Pelayanan kedokteran tingkat pertama yang seperti ini, berfungsi sebagai pengendali biaya kesehatan  dan akan dapat diwujudkan apabila pelayanan kedokteran keluarga dapat dikembangkan.

 

Pelayanan kedokteran keluarga adalah pelayanan kedokteran personal, menyeluruh, terpadu, berkesinambungan dan proaktif serta lebih memusatkan perhatian dan tanggung jawabnya pada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan seluruh anggota keluarga sebagai satu unit, dalam kaitan komunitas  dan lingkungan dimana keluarga itu berada. Apabila pelayanan kedokteran oleh dokter keluarga dapat diselenggarakan banyak manfaat yang akan diperoleh. Manfaat yang dimaksud disamping dapat mengendalikan biaya kesehatan  ( cost containment ), sekaligus pula dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan  ( quality assurance ).

 

Peran pemberi pelayanan tingkat pertama adalah sangat strategis.  Pelayanan kesehatan tingkat pertama atau primer yang komprehensif dan lebih bermutu diharapkan dapat dilakukan oleh dokter keluarga. Dokter keluarga juga bertugas dilini terdepan sebagai pelaksana pelayanan primer yang handal, berfikir holistik, bertindak sebagai koordinator dan kolaborator untuk kepentingan pasien, sebagai katalis masyarakat, memungkinkan audit, meningkatkan akuntabiltas pelayanan dan antisipatif terhadap  globalisasi. Kebijakan pemerintah tentang akselerasi pengembangan dokter keluarga juga merupakan bagian dari penataan pelayanan kesehatan yang memberi penguatan pada pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama atau primer.

 

 

Saudara-saudara sekalian,

 

Kesadaran akan pentingnya memberi perhatian kepada pembiayaan kesehatan disamping upaya pelayanan kesehatan telah mengantarkan kita pada suatu arah kebijakan program yang bertujuan memberi kepastian jaminan perlindungan kesejahteraan social. Program yang disebutkan itu adalah program yang diselenggarakan bersama oleh pemerintah dan masyarakat dan disebut dengan Jaminan Sosial Nasional.

 

Keadaan ini menjadi penting terutama bila terjadi hal yang tidak dikehendaki yang dapat mengakibatkan hilangnya atau kurangnya pendapatan , baik karena memasuki usia lanjut/pensiun, menderita sakit, mengalami kecelakaan, kehilangan pekerjaan dan lain sebagainya. Sehingga pada keadaan keadaan demikianpun setiap warganegara tetap dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya menuju terwujudnya kesejahteraan social bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dengan demikian jelas upaya yang sungguh-sungguh dan bersifat ”sustained “ melalui pendekatan pengembangan kebijakan sistem jaminan social merupakan suatu kebutuhan.

 

Dalam lingkup arah kebijakan yang lebih luas yakni pengembangan  Sistem  Jaminan Sosial Nasional ( SJSN) sebagaimana  diamanatkan pasal 28 H UUD 45 serta pasal 34 ayat 2 UUD 45, dimana  jaminan pemeliharaan kesehatan merupakan salah satu komponennya dijelaskan bahwa , penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam system ini dilakukan melalui prinsip prinsip pelayanan kesehatan yang terkendali , yaitu kendali biaya dan kendali mutu. Penyelenggaraan pelayanan kersehatan yang terkendali itu diantaranya dilakukan melalui stratifikasi pelayanan kesehatan  dengan prinsip rujukan. Dengan demikian nyata bahwa  dalam arah kebijakan system jaminan kesehatanpun,  penyelenggaraan kesehatan tingkat pertama  atau primer yang akan banyak dilaksanakan oleh dokter keluarga menjadi amat penting dan  amat strategis 

 

 

 

 

 

 

 

Saudara-saudara sekalian,

 

Demikianlah sambutan saya pada acara Lokakarya Nasional Rancangan Model Pendidikan Kedokteran Keluarga di Fakultas Kedokteran pada tanggal 15 Desember 2004.

 

Kepada seluruh peserta saya sampaikan selamay berlokakarya, semoga kegiatan ini memberi manfaat bagi kita semua.

 

 

Wassalamualaikum  Warahmatullahi Wabarakatuh

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar